Kamis, 20 Desember 2012

Hamzah


Dalam Al Qur’an, hamzah terbagi dua macam, yaitu hamzah qath’i (putus) dan hamzah washal (sambung)
jenis-jenis hamzah:
1. Hamzah Qath'i, yaitu:
Hamzah yang ada dalam lisan sewaktu membaca dan ada pula dalam tulisan.
Dinamakan hamzah qath'i karena pembaca memutuskan bacaan sebagian huruf tertentu dari huruf lain.
Hamzah qath'i bisa terletak di awal, di pertengahan atau di akhir kalimat.
Hamzah qath'i ini juga bisa terdapat pada kata benda (isim), kata kerja (fi'il) dan huruf (harf).
Aturan bacaannya: Harus diucapkan dengan jelas (izhar). 
2. Hamzah Washal, yaitu:
Hamzah yang diucapkan bila terdapat dipermulaan bacaan dan digugurkan ketika disambung dengan huruf sebelumnya.
Dinamakan hamzah washal karena berfungsi sebagai penyambung dalam membaca huruf yang sukun di awal kalimat.
Tandanya: huruf shad kecil di atas alif. 
Hamzah Washal Dibaca Fathah, yaitu:
Jika hamzah washal terdapat di awal kata benda (isim ma'rifat) yang ditandai dengan alif-lam di awal bacaan, maka hamzah tersebut dibaca fathah.
Contoh:
Contoh Hamzah Washal Dibaca Fathah 

Hamzah Washal Dibaca Kasrah, yaitu:
Jika hamzah washal terdapat di awal kata kerja yang huruf keduanya berbaris fathah atau huruf ketiganya berbaris kasrah atau terletak pada bentuk mashdar dari fi'il madli (kata kerja bentuk lalu), maka hamzah tersebut dibaca kasrah.
Contoh:
Contoh Hamzah Washal Dibaca Kasrah

Catatan: Hamzah washal sama'i (tanpa kaidah) terdapat pula tujuh kata benda, yaitu:
Contoh Hamzah Washal Dibaca Kasrah

Hamzah washal yang terdapat di awal kata pada awal bacaan, wajib dibaca kasrah.
Contoh Hamzah Washal Dibaca Fathah
amzah Washal Dibaca Dhammah, yaitu:
Jika hamzah washal terdapat di awal kata kerja perintah (fi’il amr) yang huruf ketiganya berbaris dhammah, maka hamzah tersebut dibaca dhammah.
Contoh:
Contoh Hamzah Washal Dibaca Dhammah 
Hamzah Washal Tidak Dibaca, yaitu:
Dalam keadaan disambung, hamzah washal tidak dibaca karena huruf sukun berikutnya berkaitan dengan huruf sebelumnya. Dengan demikian hamzah washal tidak lagi dibutuhkan, karena itu hamzah tersebut tidak dibaca pada saat disambung.
Hamzah washal dibaca fathah, kasrah atau dhammah jika berada di permulaan bacaan. Jika hamzah washal berada di tengah-tengah kalimat seperti:
Contoh Hamzah Washal Tidak Dibaca

Maka hamzah tersebut tidak dibaca sama sekali, karena penyebutannya ketika itu tidak ada kebutuhannya.
Contoh Hamzah Washal Dibaca Dhammah
 

IDZHAR WAJIB


Dinamakan Idzhar Wajib, jika ada Nun sukun atau Tanwin bertemu huruf YA atau WAWU dalam satu kalimat. Cara membacanya: terang atau jelas. Namun, didalam Al-Qur’an bacaan Idzhar Wajib ini hanya ada 4, yaitu:
اَلدُّ نْيَا              بُنْيَانٌ                 صِنْوَانٌ                    قِنْوَانٌ

HURUF SYAMSIYAH DAN QAMARIYAH


Huruf Syamsiyah dan huruf Qamariyah jumlahnya sama yaitu masing-masing ada 14 huruf.
  1. Huruf Syamsiyah: jika ada  ال bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 14, antara lain:
ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن
Contoh:
وَالتِّيْنِ         اَلدُّ نْيَا         وَالشَّمْسِ           النِّعْمَةِ
الخ……
  1. Huruf Qamariyah: jika ada ال   bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 14, antara lain:
ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ﻫ ء ي
Contoh:
اَلْجُمُعَةُ           اَلْخَيْرُ           اَلْفِيْلُ            اَلْكَبِيْرُ
الخ……

Ayat-ayat tentang pendidikan

مِ


اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ -

خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ -

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ -

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ -

عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ -


1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq)
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca


أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ -

وَإِلَى السَّمَاء كَيْفَ رُفِعَتْ -

وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ -

وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ -


17. Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,
18. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
19. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
20. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?(Al-Ghosiyah)

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ  -لِّأُوْلِي الألْبَابِ

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي  -خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


190.  Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.(Ali-Imran)


وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ  طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواْ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ

يَحْذَرُونَ


122. Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.


قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ يُنشِئُ  -النَّشْأَةَ الْآخِرَةَ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

فَخَرَجَ مِنْهَا خَائِفاً يَتَرَقَّبُ قَالَ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ -

وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَاء مَدْيَنَ قَالَ عَسَى رَبِّي أَن يَهْدِيَنِي سَوَاء السَّبِيلِ -

وَلَمَّا وَرَدَ مَاء مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِّنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِن دُونِهِمُ  -امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاء وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ

فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ-   فَقِيرٌ

فَجَاءتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاء قَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ -لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا فَلَمَّا جَاءهُ وَقَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ نَجَوْتَ مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ


20. Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian Allah menjadikannya sekali lagi[1147]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
21. Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya, dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan.
22. Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di bumi dan tidak (pula) dilangit dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung dan penolong selain Allah.
23. Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih.
24. Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah atau bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tandatanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.
25. Dan Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia Ini Kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu mela'nati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali- kali tak ada bagimu para penolongpun.
26. Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. dan berkatalah Ibrahim: "Sesungguhnya Aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); Sesungguhnya dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
27. Dan kami anugrahkan kepda Ibrahim, Ishak dan Ya'qub, dan kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan kami berikan kepadanya balasannya di dunia[1148]; dan Sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang  saleh.
28. Dan (Ingatlah) ketika Luth Berkata pepada kaumnya: "Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu".
29. Apakah Sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun[1149] dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain Hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar". [1147] Maksudnya: Allah membangkitkan manusia sesudah mati kelak di akhirat [1148] yaitu dengan memberikan anak cucu yang baik, kenabian yang terus menerus pada keturunannya, dan puji-pujian yang baik.
[1149] sebahagian ahli tafsir mengartikan taqtha 'uunas 'sabil dengan melakukan perbuatan keji terhadap orang-orang yang dalam perjalanan Karena mereka sebagian  besar melakukan homosexuil itu dengan tamu-tamu yang datang ke kampung mereka. ada lagi yang mengartikan dengan merusak jalan keturunan Karena mereka berbuat homosexuil itu.(Al- Ankabut)


هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ- سَمِيعُ الدُّعَاء

فَنَادَتْهُ الْمَلآئِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللّهَ يُبَشِّرُكَ- بِيَحْيَـى مُصَدِّقاً بِكَلِمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَسَيِّداً وَحَصُوراً وَنَبِيّاً مِّنَ الصَّالِحِينَ


38. Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah Aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".

39. Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat[193] (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".(ali IMran) [193] Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kalimat kun (jadilah) tanpa bapak yaitu nabi Isa a.s.


مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعاً سُجَّداً يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَاناً سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْراً عَظِيماً


29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu Kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanampenanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan  Orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.(Al-Fath)
[1406] Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka.

الَّذِينَ إِن مَّكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا-  بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ


41. (yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.(Al-Hajj)

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ -


56. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(Ad-Zariat)

وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحاً قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُواْ اللّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـهٍ  غَيْرُهُ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ الأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ  تُوبُواْ إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُّجِيبٌ


61. Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. dia Telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], Karena itu mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-
Nya)." (Hud) [726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia. 

الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ -


وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ -

5.Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.

6. Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada nya.          (ar-Rahman)

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلاَّ رِجَالاً نُّوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ (43)إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ  (44)وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ


43. Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan [828] jika kamu tidak mengetahui,

44. Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada mereka[829] dan supaya mereka memikirkan,(An-Nahl)

[828] Yakni: orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-kitab.
[829] Yakni: perintah-perintah, larangan-larangan, aturan dan lain-lain yang terdapat dalam Al Quran.


قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْداً -


66. Musa Berkata kepada Khidhr: "Bolehkah Aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang Telah diajarkan kepadamu?"(Al-Kahfi)



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ  وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ  وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(At-tahrim)


 وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ  طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواْ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ  يَحْذَرُونَ

122. Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.(al-Taubah)


يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءكُمُ الرَّسُولُ بِالْحَقِّ مِن رَّبِّكُمْ فَآمِنُواْ خَيْراً لَّكُمْ  وَإِن تَكْفُرُواْ فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَكَانَ اللّهُ عَلِيماً  حَكِيماً


170. Wahai manusia, Sesungguhnya Telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, Maka berimanlah kamu, Itulah yang lebih baik bagimu. dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) Karena Sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah[382]. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.(An-Nisa)
[382] Allah yang mempunyai segala yang di langit dan di bumi tentu saja tidak berkehendak kepada siapapun Karena itu tentu saja kekafiranmu tidak akan mendatangkan kerugian sedikitpun kepada-Nya.


 

Jumat, 14 Desember 2012

ikhfa' dengan makna baru


Ikhfa’ dalam makna baru adalah mengucapkan huruf dengan samar-samar, yakni mengucapkan dengan suara lirih. Hampir tidak terdengar, meskipun diucapkan dengan
Lisan.
Huruf-huruf Ikhfa’ ini ada 8, yaitu:
1. ر : الفَجْر- عَشْر- سِحْر
2. ض : بَعْض – الأرْض
3. ل : نَخْل – قَبْل
4. م : الْخَصْم – الْبُكْم- عِلْم
5. ن : الدُّهْن- الأمْن- شَأْن
6. و : الْبُدْو- الْعَفْو- لَهْو
7. ه : مِنْه- مَسَّتْه- وَاسْتَغْفِرِه
8. ي : السَّعْي- الْعُمْي- خِزْي
Dengan syarat:
 Terletak diakhir kalimat,
 Disukunkan karena waqof,
 Didahului huruf mati asal, dan
 Huruf tersebut tidak bertasydid.

Apabila tidak mencukupi syarat diatas, maka tidak terjadi Ikhfa’ denga makna baru.

Di luar Al-Qur an diperbolehkan mengkasrohkan huruf tersebut yang bersukun asli, sehingga berbunyi, seperti:
سِحِرْ- بَعِضْ- عِلِمْ- وَاسْتَغْفِرِهْ


Ro’



1. Yang dibaca fathah/dammh, maka dibaca تَفْخِيْم (tebal). Seperti:
رَبَنَا الرَحْمَنُ – رُزِقْنَا – الرُوْحُ
Kecuali ketika إمَالَة (huruf yang dibaca miring), maka dibaca Tarqiq
Seperti: مَجْرَهَا
2. Yang dibaca kasroh/kasrotaini, maka dalam kaidah manapun tetap dibaca تَرْقِيْقُ (tipis). Seperti: رِزْقًا – فَضُرِبَ – وَأنْذِرِالنَاسَ – أمْرٍمَرِيْجٍ – وَلَيَالٍ عَشْرٍ
3. Yang mati dan diawal kata, yaitu setelah Hamzah Washal (همزة الوصل), maka ia mutlak dibaca تَفْخِيْم (tebal). Seperti: وَارْزُقْنَا – أُرْكُضْ – أمِ ارْتَابُوْا – وَالَذِى
ارْتَضَى – إرْجِعُوْا – وَإنِ ارْتَبْتُمْ
Keterangan:
 Yang sesudah Fathah artinya sesudah واو العطف
 Yang sesudah Dhammah artinya sesudah همزة الوصل
 Yang sesudah Kasroh artinya sesudah كسرة عارضة (kasroh yang baru)
4. Yang mati dan ditengah-tengah:
a. Dibaca تَرْقِيْقُ , ketika jatuh sesudah Kasroh Asli bersambung dan tidak berhadapan dengan hurug-huruf Isti’la’ dalam satu kata.
Seperti: فِرْعَوْنَ- شِرْذِمَةٍ – مَرْيَةٍ
b. Dibaca تَفْخِيْم , ketika jatuh sesudah Kasroh Asli berhadapan dengan huruf Isti’la’ dalam satu kalimat.
Seperti: قِرْطَاسٌ – مِرْصَادًا
c. Dibaca تَفْخِيْم/ تَرْقِيْقُ, ketika jatuh sesudah Kasroh Asli berhadapan dengan huruf Isti’la’ yang dikasrohkan.
Seperti: فِرْقٍ
5. Yang mati diakhir kalimat:
a. Dibaca تَرْقِيْقُ , ketika jatuh sesudah Kasroh walaupun berhadapan dengan huruf Isti’la’, akan tetapi lain kalimat.
Seperti: وَلا تُصَعِّّرْ خَدَّكَ – فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيْلاًً
b. Dibaca تَرْقِيْقُ , yaitu yang berada diantara Kasroh dan Ro’ dan tidak diselingi huruf Isti’la’.
Seperti:
الذِّكْرُ- قََدِيِْرٌ- المَصِيْرُ
c. Dibaca تَفْخِيْم/ تَرْقِيْقُ, yang diselingi huruf Isti'la’. Seperti: مِصْرٌ- القِطْرُ
Akan tetapi yang dipilih:
 مِصْرٌ : Dibaca تَفْخِيْم
 القِطْرُ : Dibaca تَرْقِيْقُ
d. Dan dibaca تَفْخِيْم :
 يَسْرٌ (di surah Al-Fajr)
 أَسْرٌ (di mana saja)
 نُذُُُرٌ (di surah Al-Qomar)

LAM JALALAH



1. Yang didahului fathah/dhammah, maka dibaca تَفْخِيْم (tebal). Seperti:
تَاللهِ – وَيَعْلَمُ اللهِ
2. Yang didahului kasroh, maka dibaca تَرْقِيْقُ (tipis). Seperti:
بِاللهِ – بِسْمِ اللهِ
Juga yang didahului إمَالَةُ (huuf yang dibaca miring). Seperti:
نَرَى اللهَ – وَسَيَرَاللهَ
Pendapat ini menurut Addani. Sedangkan menurut ikhtiar Assakhawi seperti Asysythibi boleh dibaca tafkhim (tebal). Menurut Annihayah kedua pendapat ini boleh diambil.



Rabu, 12 Desember 2012

Macam-macam Makhorijul Huruf

Tempat-tempat keluarnya huruf hijaiyah (29) itu memang banyak yang berpendapat, namun dari sekian pendapat yang paling banyak diikuti oleh ulama qurro’ dan ahlul ada’ adalah pendapat Syekh Kholil bin Ahmad an-Nahwiy (Guru Imam Sibaweh). Adapun menurut beliau Makhorijul Huruf Hujaiyah itu ada 17 tempat, dan bila diringkas ada 5 tempat, yatu; Al-Jauf (lubang /rongga mulut), Al-Halqu (tenggorokan / kerongkongan), Al-Lisanu (lidah), Asy-Syafatain (dua bibir) dan Al-Khoisyum (janur hidung).
Penjelasan dari masing-masing makhorijul huruf tersebut adalah sebagai berikut :
a. Al-Jauf (الجوف), artinya rongga mulut dan rongga tenggorokan.
Yaitu tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak pada rongga mulut dan rongga tenggorokan. Bunyi huruf yang keluar dari rongga mulut dan rongga tenggorokan ada tiga macam, yaitu ; alif ( ا ), wawu mati ( وْ ) dan ya’ mati ( يْ ) dengan penjelasan sebagai berikut :
1) Alif dan sebelumnya ada huruf yang difathah Contoh : مَالَا غَوَى
2) Wawu mati dan sebelumnya ada huruf yang didhommah Contoh :قُوْلُوْا

3) Ya’ mati dan sebelumnya ada huruf yang dikasrah Contoh :
حَامِدِيْنَ
b. Al-Halqu (الحلق), artinya tenggorokan / kerongkongan
Yaitu tempat keluar bunyi huruf hijaiyah yang terletak pada kerongkongan / tenggorokan. Dan berdasarkan perbedaan teknis pelafalannya, huruf-huruf halqiyah (huruf-huruf yang keluar dari tenggorokan) dibagi menjadi tiga bagian yaitu ;
1) Aqshal halqiy (pangkal tenggorokan), yaitu huruf hamzah ( ء )dan ha’ ( ه )
2) Wasthul halqiy (pertengahan tenggorokan), yaitu huruf ha’ ( ح ) dan ’ain ( ع )
3) Adnal halqiy (ujung tenggorokan), yaitu huruf ghoin ( غ ) dan kho’ ( خ )
c. Al-Lisan (اللسان), artinya lidah
Bunyi huruf hijaiyah dengan tempat keluarnya dari lidah ada 18 huruf, yaitu : Berdasarkan delapan belas huruf itu dapat dikelompokkan menjadi 10 makhraj, yaitu sebagai berikut :
1) Pangkal lidah dan langit-langit mulut bagian belakang, yaitu huruf Qof (ق). Maksudnya bunyi huruf qof ini keluar dari pangkal lidah dekat dengan kerongkongan yang dihimpitkan ke langit-langit mulut bagian belakang.
2) Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit mulut bagian tengah, yaitu huruf Kaf (ك). Maksudnya bunyi huruf kaf ini keluar dari pangkal lidah di depan makhraj huruf qof, yang dihimpitkan ke langit-langit bagian mulut bagian tengah.
“Dua huruf tersebut ( ق ) dan ( ك ), lazimnya disebut huruf LAHAWIYAH ( لهويّة ), artinya huruf-huruf sebangsa anak mulut atau sebangsa telak lidah.”
3) Tengah-tengah lidah, yaitu huruf Jim ( ج ), Syin ( ش ) dan Ya’ ( ي ). Maksudnya bunyi huruf-huruf tersebut keluar dari tengah-tengah lidah tepat, serta menepati langit-langit mulut yang tepat di atasnya.
“Tiga huruf ini lazimnya disebut huruf SYAJARIYAH ( شجريّة ), artinya huruf-huruf sebangsa tengah lidah.”
4) Pangkat tepi lidah, yaitu huruf Dlod ( ض ).
Maksudnya bunyi huruf Dlod ( ض ) keluar dari tepi lidah (boleh tepi lidah kanan atau kiri) hingga sambung dengan makhrojnya huruf lam, serta menepati graham.
“Huruf Dlod ( ض ) ini lazimnya disebut huruf JAMBIYAH (حنبيّة), artinya huruf sebangsa tepi lidah.”

5) Ujung tepi lidah, yaitu huruf Lam (ل).
Maksudnya bunyi huruf Lam (ل) keluar dari tepi lidah (sebelah kiri/kanan) hingga penghabisan ujung lidah, serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
6) Ujung lidah, yaitu huruf Nun (ن).
Maksudnya bunyi huruf Nun (ن) keluar dari ujung lidah (setelah makhrojnya Lam (ل), lebih masuk sedikit ke dasar lidah dari pada Lam (ل)), serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
7) Ujung lidah tepat, yaitu huruf Ro’ (ر).
Maksudnya bunyi huruf Ro’ (ر) keluar dari ujung lidah tepat (setelah makhrojnya Nun dan lebih masuk ke dasar lidah dari pda Nun), serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
“Tiga huruf tersebut di atas (Lam, Nun dan Ro’), lazimnya disebut huruf DZALQIYAH (ذلقية), artinya huruf-huruf sebangsa ujung lidah.”
8). Kulit gusi atas, yaitu Dal (د), Ta’ (ت) dan Tho’ (ط).
Maksudnya bunyi huruf-huruf tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepat i dengan pangkal dua gigi seri yang atas.
“Tiga huruf tersebut lazimnya disebut NATH’IYAH (نطغية), artinya huruf-huruf sebangsa kulit gusi atas.
9) Runcing lidah, yaitu huruf Shod (ص), Sin (س) dan Za’ (ز).
Maksudnya bunyi huruf-huruf tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepati ujung dua gigi seri yang bawah.
“Tiga huruf tersebut lazimnya disebut huruf ASALIYAH (أسلية), artinya huruf-huruf sebangsa runcing lidah.”
10) Gusi, yaitu huruf Dho’ (ظ), Tsa’ (ث) dan Dzal (ذ).
Maksudnya huruf-huruf tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepati dengan ujung dua gigi seri yang atas.
“Tiga huruf ini lazimnya disebut huruf LITSAWIYAH (لثوية), artinyahuruf sebangsa gusi.”
d. Al-Syafatain, artinya dua bibir
Yaitu tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak pada kedua bibir.Yang termasuk huruf-huruf syafatain ialah wawu (و), fa’ (ف), mim (م) dan ba’ (ب) dengan perincian sebagai berikut :
1) Fa’ (ف) keluar dari dalamnya bibir yang bawah, serta menepati dengan ujung dua gigi seri yang atas.
2) Wawu, Ba, Mim (و , ب , م) keluar dari antara dua bibir (antara bibir atas dan bawah). Hanya saja untuk Wawu bibir membuka, sedangkan untuk Ba dan Mim bibir membungkam.
“Empat huruf tersebut di atas lazimnya disebut huruf SYAFAWIYAH, artinya huruf-huruf sebangsa bibir.”
e. Al-Khaisyum, artinya pangkal hidung
Yaitu tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak pada janur hidung. Dan jika kita menutup hidung ketika membunyikan huruf tersebut, maka tidak dapat terdengar. Adapun huruf-hurufnya yaitu huruf-huruf ghunnah mim dan nun dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Nun bertasydid (نّ)
2) Mim bertasydid (مّ)
3) Nun sukun yang dibaca idghom bigunnah, iqlab dan ikhfa’ haqiqiy
4) Mim sukun yang bertemu dengan mim (م) atau ba (ب)

Macam Macam Mad



A. PENGERTIAN DAN HURUF HURUF MAD

Menurut bahasa mad  artinya “panjang” . Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid ialah memanjangkan bacaan menurut aturan-aturan yang tertentu dalam Al-Qur’an.
Huruf mad ada 3 (tiga), yaitu :
o   Alif dan huruf sebelumnya berbaris fathah.

قَالُوْا

o   Wawu mati dan huruf sebelumnya berbaris dhommah.

قُوْلُوْا

o   Ya mati dan huruf sebelumnya berbaris kasrah.

قِيْلاَ
                                                                                           
B. MACAM MACAM MAD

1.   Mad Asli

Mad asli : Memanjangkan bacaan karena ada huruf mad dan tidak ada sebab yang mengubah keasliannya.

Cara Membaca mad asli panjangnya  1 alif atau  2 harakat. Nama lain dari mad asli adalah mad tabi’i

قَالُوْا, قِيْلاَ , قُوْلُوْا

2. Mad Far’i


 Mad far’i ialah mad yang panjangnya lebih dari pada mad tabi’i dengan adanya beberapa sebab, yaitu bila di hadapannya terdapat huruf  hamzah yang berbaris hidup, atau huruf lainnya yang berbaris sukun (mati) atau huruf sesudahnya itu bertasydid.


C. MACAM MACAM MAD FAR'I

Mad far’i terbagi menjadi 13 macam, yaitu :


1.   Mad Wajib Muttasil

Mad wajib muttasil yaitu apabila mad asli diikuti oleh huruf hamzah, dalam satu kata. Qadar (Ukuran) madnya dua setengah alif atau lima harakat.

مَآءٍ مِنْ , خَيْرُالنِّسَآءِ , نَآئِمُوْنَ وَهُمْ


2.  Mad Ja’iz Munfasil

Ja’iz artinya boleh. Munfasil artinya terpisah.
Mad ja’iz munfasil ialah apabila mad asli bertemu dengan huruf hamzah pada dua kata. Huruf mad pada akhir kata yang pertama dan hamzah pada kata kedua yang menyambutnya. Hamzah tersebut berada awal kata yang kedua.



Hukum atau cara membacanya ada tiga macam, yaitu :
o   Ketika cepat, yaitu satu alif atau dua harakat.
o   Ketika sederhana, yaitu dua alif atau empatharakat.
o   Ketika bertajwid betul, yaitu dua setengah alif atau lima harakat

اَمَنُوْا قُوْاأَنْفُسَكُمْ يَاأَيُّهَاالَّذِيْنَ

3.         Mad Arid Lissukun

Arid artinya baru. Lissukun artinya karena sukun (mati).
Mad Arid lissukun ialah mad asli yang diiringi huruf hidup dalam satu kalimat, tetapi dibaca mati karena di waqafkan.

Hukum atau cara membacanya ada tiga macam,yaitu :

o   Tul (panjang) yaitu 3 alif atau 6 harakat.
o   Tawassut (sedang) yaitu 2 alif atau 4 harakat.
o   Qasar (pendek) yaitu 1 alif atau 2 harakat.
Keterangan :
    Bila tidak di waqafkan tetap mad asli atau mad tabi’i.

تَعْلَمُوْنَ , يَنْظُرُوْنَ

4.         Mad Layyin atau Mad Lin

Lin artinya lunak.
Mad Lin ialah wau mati atau ya mati sesedah huruf berbaris fathah serta diiringi sebuah huruf hidup.
Mad Lin ini terjadi bila dihentikan. Jika tidak dihentikan,Tidak jadi mad lin atu tidak ada mad.
Membunyikan wau atau ya  ketika matinya seperti itu tidak boleh di keraskan dengan menekan suara padanya, tapi hendaknya dengan dilunakan begitu rupa sesuai dengan namanya yaitu lunak
Hukum atau cara membacanya :
o   Boleh 1 alif atau 2 harakat
o   Boleh 2 alif atau 4 harakat
o   Boleh 3 alif atau 6 harakat

مِنَ الْخَوْفِ , مِنَ الْقَوْمِ ,رَأْيَ الْعَيْنِ

5.  Mad Badal

Badal artinya ganti. Mad badal ialah terhimpunanya huruf mad beserta hamzah dalam satu suku kata.


Hukum atau cara membacanya yaitu :
o   1 alif atau 2 harakat
آَدَمُ , آَمَنُوْا , اِيْمَانًا

6.         Mad farq
  
Farq artinya beda. Mad farq ialah mad badal yang diiringi oleh huruf yang bertasydid. Dinamakan mad farq karena untuk membedakan bahwa hamzah tersebut adalah hamzah untuk bertanya (Apakah).

hukum atau cara membacanya ialah :
o   3 alif atau 6 harakat

الْبَيْتَالْحَرَامْ وَلاَآمِّيْنَ

7.         Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi/Kalimi

Lazim artinya harus. Mukhaffaf  artinya diringankan. Kilmi artinya kata. Jadi, mad lazim mukhaffaf kalimi ialah adanya huruf mad yang diiringi atau disambut oleh huruf mati.


Hukum atau cara membacanya ialah :
o   3 alif atau 6 harakat.

آلآنَ

8.         Mad Lazim Musaqqal Kilmi

Musaqqal artinya diberatkan. Mad lazim musaqqal kalimi ialah apabila ada mad tabi’i bertemu dengan huruf bertasydid dalam satu kata.

Hukum atau Cara membacanya ialah :
o   3 alif atau 6 harakat.

وَلاَالضَّآلِّيْنَ , اَلصَّآخَّهْ , اَلطَّآمَّهْ



9.           Mad Lazim Mukhaffaf Harfi

Mad Lazim mukhaffaf harfi ialah mad (panjang) dengan satu alif atau dua harakat ketika membaca huruf Ha, Ya, Tho, Hamzah, Ra. Yang terdapat pada awal surah-surah Al-Qur’an tertentu.

ح : حم
dibaca: hämïm
ي : يس
dibaca: yäsïn
ط : طه
dibaca: thöhä
ه : طه
dibaca: thöhä
ر : الر
dibaca: alif lämrö


10.       Mad Lazim Musaqqal Harfi

Mad lazim musaqqal harfi ialah mad (panjang) dengan tiga atau enam harakat.
Cara membaca mad lazim musaqqal harfi, yaitu membaca huruf yang diberi tanda tiga alif atau enam harakat.
Kemudian apabila ada tanda syaddah, maka membaca mad lazim musaqqal harfi harus di idghomkan kepada huruf yang berada dihadapanya.
Disini yang di idghomkan ialah huruf lam kepada mim dan huruf sin kepada mim.




11.       Mad Silah

Silah artinya bergabung . Mad silah ialah mad yang berlaku pada ha dhamir (kata ganti). Khususnya pada hu dan hi yang artinya “dia” . Letaknya selalu di akhir kalimat.
Mad silah terbagi menjadi 2 macam, yaitu :

o   Mad silah qasirah

Artinya mad silah yang pendek
Yang di maksud adalah mad yang terjadi sesudah bersambungnya “ha dhamir” dengan huruf  hidup.
Hukum atau cara membacanya ialah :
1 alif dan 2 harakat

اِنَّهُ كَانَ , مَافىِالسَّمَوَاتِ وَلَهُ

o  Mad silah tawilah

        Artinya mad silah yang panjang.
        Yang dimakasud adalah mad yang terjadi jika “ha dhamir” terdapat huruf Hamzah yang hidup.

Hukum atau cara membacanya ialah :
o   2 sampai 5 harakat.

اِلاَّبِإِذْنِهِ عِنْدَهُ ,اِلاَّ بِمَاشَآءَ

12.    Mad Iwad

Iwad artinya ganti.Mad iwad ialah apabila Fathatain pada bacaan waqaf (bacaan berhenti) di akhir kalimat.

Hukum atau cara membacanya adalah 1 alif atau 2 harakat. Kecuali ta marbutah yang berbaris fathatain, bila dihentikan tidak jadi mad iwad, akan tetapi menjadi “HA”.

لِبَاسَا , عِوَاجَا

13.     Mad Tamkin

Tamkin artinya penetapan. Mad tamkin ialah mad yang terdiri dari 2 huruf “ya” yang bertemu dalam satu kalimat, sedangkan yang pertama berbaris kasrah dan bertasydid , dan yang kedua mati(sukun).


عِتِيِّيْنَ , عِلِيِّيْنَ ,حُيِّيْتُمْ ,نَبِيِّيْنَ